Senin, 20 Oktober 2014

Patung Pembebasan Irian Barat


ppem-irian0051
Patung Pembebasan Irian Barat lapangan Banteng
(foto: ©2008 arie saksono)

Patung yang berada di tengah-tengah lapangan Banteng ini dibuat pada tahun 1962, pada waktu bangsa Indonesia sedang berjuang untuk membebaskan wilayah Irian Barat (Irian Jaya, kemudian sekarang menjadi Papua).
Ide pembuatan patung berasal dari Bung Karno, kemudian “diterjemahkan” oleh Henk Ngantung dalam bentuk sketsa. Ide tersebut tercetus dari pidato Bung Karno di Yogyakarta. Pidato Bung Karno telah menggerakkan massa untuk bertekad membebaskan saudara-saudaranya di Irian Barat dari belenggu penjajahan Belanda.
Patung ini menggambarkan seorang yang telah berhasil membebaskan belenggu (maksudnya adalah penjajahan Belanda).

Data Patung Pembebasan Irian Barat
Patung terbuat dari perunggu dengan berat kurang lebih 8 ton
Tinggi patung dari kaki sampai kepala 9 meter, tinggi keseluruhan sampai ujung tangan kurang lebih 11 meter
Tinggi kaki patung (voetstuk) 20 meter terhitung dari jembatan, sedangkan dari landasan bawah 25 meter
Pelaksana PN Hutama Karya dengan arsitek Silaban
Pelaksana pematung: Team pematung Keluarga Arca Yogyakarta
Lama pembuatan kurang lebih 1 tahun
Diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Bung Karno

ppem-irian0081
Simbol kebebasan dari belenggu–penjajah (foto: ©2008 arie saksono)

Patung ini ditempatkan di Lapangan Banteng, karena lokasi ini strategis dan luas, memenuhi persyaratan untuk penempatan patung setinggi ini. Lapangan Banteng pada waktu itu merupakan pintu gerbang bagi tamu-tamu yang datang dari lapangan terbang Kemayoran. Sehingga penempatan Patung Pembebasan Irian Barat akan menimbulkan kesan estetis dan historis bagi ibukota Jakarta. (http://ariesaksono.wordpress.com/)

Sumber:
 ______., Sejarah Singkat Patung-Patung dan Monumen di Jakarta, Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Dinas Museum dan Sejarah, 1992 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar